Satu lagi herbal yang lahir dari Indonesia bagian timur tepatnya di daerah Pegunungan Tengah Wamena Papua, di daerah inilah pertama kali tumbuhan sarang semut di manfaatkan masyarakat lokal sebagai obat dan berlanjut dengan ditelitinya herbal ini oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Masyarakat lokal Papua menyebut tanaman sarang semut yang berbentuk umbi ini dengan nama nongon, nongon tumbuh di atas pohon seperti halnya tanaman angrek.
Walaupun tanaman sarang semut (nongon) hidup dan berkembang dengan menumpang pada tanaman lain tetapi tumbuhan ini tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya.
Spesies atau genus tumbuhan sarang semut terbagi menjadi 26 spesies, perbedaan dari masing masing spesies dilihat dari bentuk struktur buah umbinya. Sampai saat ini spesies yang direferensikan oleh LIPI sebagai obat adalah dari spesies Myrmecodia pendans.
Kandungan sarang semut jenis Myrmecodia pendan lebih kuat dan komplit seperti : Flayonoid, Tanin, energi, Kadar air, Kadar abu, Kadar lemak, Kadar protein, Kadar karbohidrat, Tokoferol, Total fenol, Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K), seng (Zn), Besi (Fe), Fosfor (P), Magnesium (Mg).
Adapun manfaat sarang semut untuk menyembuhkan penyakit : Maag (ulkus peptikum), Wasir (hemorroid), Menurunkan kadar gula darah (diabetes mellitus), Rematik, Jantung koroner, Stroke, Aneka jenis kanker seperti paru, Payu dara, Usus besar, Prostat dan beberapa jenis kanker lainnya.
Cara mengolah sarang semut sebagai obat : Haluskan terlebih dahulu sarang semut, ambil kurang lebih 10-15 gram sebuk sarang semut, direbus dengan 500 ml air, menjadi menyisakan 250 ml air, direbus mengunakan panci stenlis steel. Untuk penyakit berat minum air rebusan sehari 3x sebanyak 250 ml.